Senin, 13 November 2017










ANEMIA PADA IBU HAMIL
D
I
S
U
S
U
N
OLEH :
Yolanda Vega Widayana Silaban (160204022)

DOSEN PENGAJAR :
Ns. Adventy R.B.G, S.Kep, M.Kep

PROGRAM STUDI NERS
FAKULTAS FARMASI DAN ILMU KESEHATAN
UNIVERSITAS SARI MUTIARA INDONESIA
T.A 2017/2018



DAFTAR ISI

KATA PENGANTAR ............................................................................................................i
DAFTAR ISI ......................................................................................................................... ii

BAB I PENDAHULUAN
1.1              Latar Blakang.................................................................................................. 1
1.2              Tujuan.............................................................................................................. 1
BAB II TINJAUAN TEORITIS
2.1               Defenisi Anemia Ibu Hamil dan Umum.......................................................... 2
2.2               Penyebab Keadaan Anemia Pada Ibu Hamil................................................... 2
2.3               Penyebab Anemia Pada Kehamilan................................................................. 3
2.4               Akibat Anemia Pada Ibu Hamil....................................................................... 3
2.5               Tanda-tanda Ibu Hamil dengan Anemia.......................................................... 4
2.6               Klasifikasi Anemia Pada Ibu Hamil................................................................ 4
2.7               Bagan Diagnosis Kehamilan........................................................................... 5
2.8               Pencegahan dan Perawatan Ibu Hamil denagan Anemia................................ 5
2.9                Pedoman Menu Pada Ibu Hamil...................................................................... 7
2.10           Zat-zat Gizi Penting Pada Ibu Hamil............................................................... 8
BAB III PENUTUP
            3.1       Kesimpulan..................................................................................................... 11
            3.2       Saran............................................................................................................... 11

DAFTAR PUSTAKA ............................................................................................................ 12








KATA PENGANTAR

Dengan mengucappuji dan syukur kehadirat Tuhan Yang Maha Esa yang telah memberikan kesehatan kenikmatan yang sangat besar. Di dalam kesempatan ini, kami akan membahas tentang Anemia Pada Ibu Hamil
Dengan adanya makalah yang kami susun ini semoga bisa menambah pengetahuan bagi kami dan teman mahasiswa lainnya sehingga kita dapat memahami dan mengerti lebih dalam tentang Anemia Pada Ibu Hamil. Saran dan kritik masih kami perlukan dalam menyepurnakan makalah ini. Semoga makalah ini bermanfaat bagi kita semua.



                                                                                                                                                                                                                                                                                                                   Penulis            















BAB I
PENDAHULUAN
1.1  Latar Belakang
Anemia atau kurang darah sering dikaitkan dengan kondisi lemah, letih, dan lesu akibat kurangnya kandungan zat besi di dalam darah.Tak hanya pada orang dewasa, anak-anak bahkan balita pun bisa terkena anemia. Indonesia jumlah penderita anemia yang berasal dari kelompok anak usia sekolah (6–18 tahun) mencapai 65 juta jiwa. Bahkan, jika digabung dengan penderita anemia usia balita,remaja putri,ibu hamil, wanita usia subur, dan lansia, jumlah total mencapai 100 juta jiwa! ”Artinya, secara kasar bisa dikatakan bahwa satu di antara dua penduduk Indonesia menderita anemia.Dalam survei KRT juga terlihat angka kejadian anemia lebih tinggi pada perempuan dibandingkan laki-laki.Jika anemia terjadi pada anak perempuan, dampaknya tidak hanya bagi anak tersebut melainkan juga generasi selanjutnya. Ini mengingat anak perempuan tersebut kelak akan mengandung dan melahirkan.

Anemia bisa disebabkan kondisi tubuh memerlukan zat besi dalam jumlah tinggi, seperti saat hamil,menyusui, masa pertumbuhan anak dan balita, serta masa puber. Atau ketika tubuh banyak kehilangan darah seperti saat menstruasi dan pada penderita wasir dan cacing tambang.Mereka yang menjalankan diet miskin zat besi atau pola makan yang kurang baik juga rentan anemia.Sebab lainnya adalah terjadinya gangguan penyerapan zat besi dalam tubuh.

Sebenarnya, anemia dapat dicegah dengan mudah.Namun karena masyarakat terlalu menggampangkan, dan menganggap hal itu hanya lemah, letih, dan lesu saja. Padahal, dampak dari anemia ini sangat fatal bahkan menyebabkan kematian bagi ibu hamil

1.2  Tujuan
1.       mengetahui definisi anemia pada ibu hamil secara jelas.
2.       mengetahui penyebab anemia pada ibu hamil.
3.       mengetahui gejala anemia pada ibu hamil.
4.       mengetahui dampak anemia pada ibu hamil.
5.       mengetahui cara pencegahan anemia pada ibu hamil.



BAB II
TINJAUAN TEORITIS
            2.1 Defenisi Anemia Ibu Hamil dan Anemia yang Umum
Anemia pada ibu hamil adalah berkurangnya kadar hemoglobin (Hb) dalam darah selama kehamilan yang banyak dijumpai pada wanita sehat yang tidak mengalami defisiensi zat besi atau folat.Hal ini disebabkan oleh ekspansi volume plasma yang lebih besar daripada peningkatan masa hemoglobin dan volume sel darah merah yang terjadi pada kehamilan normal.Hb  adalah komponen di dalam sel darah merah (eritrosit) yang berfungsi menyalurkan oksigen ke seluruh tubuh. Jika Hb berkurang, jaringan tubuh kekuranganoksigen .
Anemia umum adalah keadaan dimana masa eritrosit dan atau masa hemoglobin yang beredar tidak memenuhi fungsinya untuk menyediakan oksigen bagi jaringan tubuh. Secara laboratorium anemia dijabarkan sebagai penurunan kadar hemoglobin serta hitung eritrosit dan hematocrit dibawah normal.
            2.2 Penyebab Keadaan Anemia Pada Ibu Hamil
                        Penyebab anemia pada ibu hamil ada 3 yaitu :
·        defisiensi zat besi             
·        defisiensi asam folat
·        talasemia minor

1.      Anemia Defisiensi Zat Besi
Bentuk anemia ini bisa disebabkn oleh asupan zat besi dari makanan yang tidak memadai, absorpsi yang jelek, hyperemesis, kehilangan darah haid yang banyak, kehamilan yang sering dan berkali-kali.Kehilangan darah yang sedikit-sedikit tapi terus menerus dapat menjadi penyebab anemia tersebut.
Anemia defisiensi zat besi diobati dengan pemberian zat besi dan pengaturan diet. Jika tidak terlihat respon yang cepat terhadap terapi zat besi atau bila kadar hemoglobin kurang dari 8 gram (55%), transfuse dengan packed cell dapat diberikan

2.      Anemia Defisiensi Asam Folat
Asam folat diperlukan untuk pertumbuhan jaringan dan produksi sel-sel darah merah. Kebutuhan wanita hamil akan asam folat mengalami peningkatan sebanyak lima kali lipat daripada kebutuhan wanita yang tidak hamil. Diet yang kaya akan sayuran hijau dan protein hewani biasanya sudah memadai untuk memenuhi kebutuhan yang meningkat itu.
Sebagian besar wanita hamil yang beresiko adalah para wanita yang memiliki riwayat perdarahan anterpartum atau retardasi pertumbuhan pada bayinya, wanita-wanita dengan kondisi sosioekonomi yang buruk, wanita dengan kehamilan kembar atau multigravida dengan empat atau lebih kehamilan sebelumnya.
Penanganan spesifik untuk anemia defisiensi folat adalah pemberian tablet asam folat setiap hari yang dikombinasi dengan perbaikan diet jika diperlukan. Sebagian dokter akan meresepkan asam folat setiap hari sebagai tindakan preventif bagi semua pasiennya, sebagian lain hanya memberikan pada pasien yang beresiko saja.

3.      Talasemia Minor
Kelainan ini merupakan efek bawaan yang terjadi pada orang-orang Mediterranean. Secara spesifik, talasemia minor ditemukan pada 6% wanita yang lahir di Yunani dan 4% wanita yang lahir di Italia. Pada keadaan ini terdapat sintesis hemoglobin yang abnormal sehingga menurunkan jumlah sel darah merah dan menimbulkan hemolisis dini.
Normalnya, penyakit talasemia terjadi tanpa gejala, kecuali pada wanita dengan kadar hemoglobin yang rendah. Selama kehamilan akan terjadi penurunan lebih lanjut kadar hemoglobin dan wanita tersebut tidak mampu lagi menanggung tambahan stress fisiologis, karena talasemia minor bukan anemia defisiensi zat besi, keadaan ini tidak dapat diobati dengan pemberian zat besi. Asam folat diberikan sebagai tindakan profilaksis untuk memastikan tidak adanya defisiensi asam folat yang dapat mempersulit keadaan. Wanita hamil yang menderita talasemia minor harus diamati dengan cermat selama periode antenatal sehingga infeksi serta stress jasmani lainnya dapat dicegah. Transfuse darah akan menaikkan hemoglobin tapi tindakan ini baru dilakukan kepada pasien kritis.

2.3  Penyebab Anemia Pada Kehamilan
1.      Kekurangan zat besi
2.      Kekurangan vitamin B12 atau asam folat
3.      Kerusakan pada sumsum tulang belakang atau ginjal
4.      Penghancuran sel darah merah (anemia hemolitik)
5.      Perdarahan
6.      Genetik

2.4  Akibat Anemia Pada Ibu Hamil
1.      perdarahan saat persalinan karena luka akibat persalinan sulit menutup
2.      Meningkatkan risiko persalinan premature
3.      Berat bayi rendah
4.      Meninggal saat persalinan
5.      Gangguan jantung, ginjal, dan otak

2.5  Tanda-Tanda Ibu Hamil Dengan Anemia
a.       Berat badan tidak meningkat dengan baik (sesuai kurva peningkatan berat badan berdasarkan tinggi badan ibu hamil)
b.      Pusing, lesu, mata berkunang-kunang
c.       Pucat di kulit, konjungtiva
d.      Hb kurang dari 11 gr/dl

2.6  Klasifikasi Anemia Pada Ibu Hamil
1.      Anemia ringan, bila kadar Hb >10 mg%
2.      Anemia sedang, bila kadar Hb 5-8 mg%
3.      Anemia berat, bila kadar Hb < di bawah5 mg%
4.      Normal (tidak anemia), bila kadarHb 12-14 mg%


2.7  Bagan Diagnosis Kehamilan

2.8  Pencegahan Dan Perawatan Ibu Hamil Dengan Anemia
Kondisi anemia adalah suatu kondisi yang mudah dikendalikan dan diperbaiki bila penyebabnya adalah kekurangan nutrisi atau bahan baku pembentukan hemoglobin. Bila kondisi anemia yang terjadi pada ibu adalah akibat perdarahan, penyakit darah atau kelainan tubuh lainnya, maka kondisi anemia membutuhkan perhatian lebih lanjut dan advis dokter.
Berikut ini ada beberapa tips hal yang dapat ibu lakukan untuk menghindari, mengurangi dan menghadapi kondisi anemia.
                                               
1.      Tentukan Apakah ibu mengalami Kondisi Anemia atau tidak
a)      Ibu dapat mengetahuinya dengan cara memperhatikan petunjuk penting dalam dirinya. Bila ibu merasa lebih cepat lelah, letih, lesu, tidak bergairah dan mudah pusing atau pingsan, maka hal ini dapat menjadi tanda kondisi anemia. Untuk memastikannya ibu dapat melakukan pemeriksaan sederhana berikut ini.
b)      Berdirilah di depan cermin dan tarik kelopak mata bagian bawah. Perhatikan tingkat warna kemerahan kelopak mata tersebut. Bila pucat atau merah muda maka kemungkinan anda mengalami anemia.
c)      Bandingkan telapak tangan ibu dengan telapak tangan suami atau orang lain yang dianggap normal. Bila telapak tangan tampak lebih putih atau lebih pucat maka mungkin anda sedang dalam kondisi anemia.
d)     Julurkan dan perhatikan warna lidah anda. Bila tepi lidah anda menjadi lebih pucat dari warna permukaan dalam pipi maka kondisi anemia mungkin telah terjadi.
Untuk memastikan kondisi anemia ini, ibu dapat memeriksakan darah untuk kadar hemoglobin, hematokrit dan jumlah sel darah merah. Bila hemoglobin kurang dari 10gr% maka sebaiknya ibu segera pergi ke dokter untuk memeriksakan diri.
2.       Perbaikan diet/pola makan
Penyebab anemia terbanyak pada ibu hamil adalah diet yang buruk. Perbaikan pola makan dan kebiasaan makan yang sehat dan baik selama kehamilan akan membantu ibu untuk mendapatkan asupan nutrisi yang cukup sehingga dapat mencegah dan mengurani kondisi anemia.
3.      Konsumsilah bahan kaya protein, zat besi dan Asam folat
Bahan kaya protein dapat diperoleh dari hewan maupun tanaman.Daging, hati, dan telur adalah sumber protein yang baik bagi tubuh.Hati juga banyak mengandung zat besi, vitamin A dan berbagai mineral lainnya.Kacang-kacangan, gandum/beras yang masih ada kulit arinya, beras merah, dan sereal merupakan bahan tanaman yang kaya protein nabati dan kandungan asam folat atau vitamin B lainnya. Sayuran hijau, bayam, kangkung, jeruk dan berbagai buah-buahan kaya akan mineral baik zat besi maupun zat lain yang dibutuhkan tubuh untuk membentuk sel darah merah dan hemoglobin.
4.      Batasi penggunaan antasida
Antasida atau obat maag yang berfungsi menetralkan asam lambung ini umumnya mengandung mineral, atau logam lain yang dapat menganggu penyerapan zat besi dalam tubuh. Oleh karena itu batasi penggunaannya dan gunakan sesuai aturan pemakaian.
5.       Ikuti saran dokter
Beberapa penyebab kondisi anemia adalah penyakit serius tertentu.Oleh karena itu jangan meremehkan kondisi anemia yang anda hadapi.Konsultasikan lebih lanjut kondisi yang anda hadapi dan ikutilah nasehat dokter anda.

2.9  Pedoman Menu
Berikut ini pedoman untuk menyusun menu bagi ibu hamil:
1.      Makan dua kali lebih dari biasanya, bukan hanya dalam jumlah porsi, namun lebih ditekankan pada mutu zat-zat gizi yang terkandung dalam makanan yang dikonsumsi.
2.      Makanan dapat diberikan 4 - 6 kali waktu makan sesuai dengan kemampuan ibu. Jangan memaksa untuk menghabiskan makanan yang tersaji jika merasa mual, pusing, dan ingin muntah.
3.      Batasi konsumsi makanan berlemak tinggi dan yang merangsang seperti cabe, makanan bergas seperti nangka, nanas dan durian, serta yang beralkohol semacam tape.
4.      Usahakan mengkonsumsi makanan dalam komposisi seimbang, dengan susunan yang meliputi 2 piring nasi @ 250 g, 90 g daging atau ikan, sebutir telur, 60 g kacang-kacangan, 3 porsi sayur @ 100 g, 2 porsi buah-buahan @ 100 g, segelas susu atau yoghurt, atau seiris keju sebagai ganti serta 1 sdm minyak atau lemak.
5.      Berikan minum 1/2 jam sehabis makan. Perbanyak minum air putih, sari buah seperti air jeruk, air tomat, sari wortel, air rebusan kacang hijau sebagai pengganti cairan yang keluar, karena ibu hamil lebih banyak berkeringat dan sering buang air kecil karena kandung kemih yang terdesak oleh pertumbuhan janin. Penting untuk menghindari minuman berkafein seperti kopi, coklat, dan soft drink (minuman ringan) pemicu hipertensi.
6.      Hindari konsumsi bahan makanan olahan pabrik yang diberi pengawet dan pewarna yang dimasukkan ke dalam bahan pangan, karena dapat membahayakan kesehatan dan pertumbuhan janin, yang sering dihubungkan dengan cacat bawaaan dan kelainan bayi saat lahir. Waspadai tulisan pada kemasan sepertiamaranth, potassium nitrit, sodium nitrit, sodium nitrat, formalin, boraks, sianida, rodhamin B, dsb.
7.      Hindari makanan berkalori tinggi dan banyak mengandung gula serta lemak namun rendah kandungan zat gizi, makanan siap saji, makanan kecil, coklat, karena akan mengakibatkan mual dan muntah.
8.      Bagi ibu yang hamil muda, konsumsilah makanan dalam bentuk kering, porsi kecil dan frekuensi sering, misalnya biskuit marie dan jenis-jenis biskuit yang lain, karena biasanya mereka tidak berselera makan.
9.      Hindari konsumsi makanan laut dan daging yang pengolahannya tidak sempurna karena besar risikonya tercemar kuman dan bakteri yang membahayakan. Untuk menghindarinya, masaklah makanan sampai matang benar, dan cuci makanan untuk menjaga kebersihan, terutama buah dan sayuran sampai bersih sebelum dikonsumsi.
10.  Tetap beraktivitas dan bergerak, misalnya dengan jalan santai di pagi hari.

2.10          Zat-zat Gizi Penting
Zat-zat gizi yang perlu mendapat perhatian dalam konsumsi ibu hamil adalah sebagai berikut:
1.      Sumber tenaga
digunakan untuk tumbuh kembang janin dan proses perubahan biologis yang terjadi dalam tubuh yang meliputi, pembentukan sel- sel baru, pemberian makanan dari ibu ke bayi melalui plasenta, serta pembentukan enzim dan hormon penunjang pertumbuhan janin. Kekurangan energi dalam asupan makanan yang dikonsumsi menyebabkan tidak tercapainya penambahan berat badan ideal dari ibu hamil yaitu sekitar 11 - 14 kg. Kekurangan itu akan diambil dari persediaan protein yang dipecah menjadi energi.

2.      Protein
diperlukan sebagai pembentuk jaringan baru janin. Kekurangan asupan protein dapat berpengaruh terhadap pertumbuhan janin, keguguran, bayi lahir dengan berat badan kurang, serta tidak optimalnya pertumbuhan jaringan tubuh dan jaringan pembentuk otak.
3.      Vitamin
dibutuhkan untuk memperlancar proses biologis yang berlangsung dalam tubuh ibu dan janin. Misalnya, vitamin A diperlukan untuk pertumbuhan, vitamin B1 dan B2 sebagai penghasil energi, vitamin B6 sebagai pengatur pemakaian protein tubuh, vitamin B12 membantu kelancaran pembentukan sel-sel darah merah. Vitamin C membantu penyerapan zat besi guna mencegah anemia, dan vitamin D untuk membantu penyerapan kalsium.
4.      Mineral, antara lain
1.      Kalsium
digunakan untuk menunjang pembentukan tulang dan gigi serta persendian janin. Jika ibu hamil kekurangan kalsium, maka kebutuhan kalsium akan diambilkan dari cadangan kalsium pada tulang ibu. Ini akan mengakibatkan tulang keropos atau osteoporosis. Untuk itu, si ibu perlu mengkonsumsi susu, telur, keju, kacang-kacangan, atau tablet kalsium yang dapat diperoleh saat periksa ke Puskesmas atau klinik.
2.      Zat besi
erat berkaitan dengan anemia atau kekurangan sel darah merah sebagai adaptasi adanya perubahan fisiologis selama kehamilan, yang disebabkan oleh :
·         Meningkatnya kebutuhan zat besi untuk pertumbuhan janin.
·         Kurangnya asupan zat besi pada makanan yang dikonsumsi sehari-hari.
·         Adanya kecenderungan rendahnya cadangan zat besi pada wanita, sehingga tidak mampu menyuplai kebutuhan zat besi dan mengembalikan persediaan darah yang hilang akibat persalinan sebelumnya.
Wanita hamil cenderung terkena anemia pada tiga bulan terakhir kehamilannya karena pada masa ini, janin menimbun cadangan zat besi untuk dirinya sendiri sebagai persediaan bulan pertama sesudah lahir.Penanganannya, pertama, menggunakan terapi obat dengan memberikan tablet zat besi (ferosulfat) 30 - 60 mg per hari, tergantung pada berat ringannya anemia. Kedua, terapi diet dengan meningkatkan konsumsi bahan makanan tinggi besi seperti susu, daging, dan sayuran hijau.


















BAB III
PENUTUP
3.1  Kesimpulan
·         Kejadian anemia pada ibu hamil harus selalu diwaspadai mengingat anemia dapat meningkatkan risiko kematian ibu, angka prematuritas, BBLR dan angka kematian bayi.
·         Untuk mengenali kejadian anemia pada kehamilan, seorang ibu harus mengetahui gejala anemia pada ibu hamil, yaitu cepat lelah, sering pusing, mata berkunang-kunang,malaise, lidah luka, nafsu makan turun (anoreksia), konsentrasi hilang, napas pendek (pada anemia parah) dan keluhan mual muntah lebih hebat pada kehamilan muda.

3.2  Saran
·         diharapkan untuk lebih sering mengunjungi mahasiswi di lapangan agar semua kesulitan dapat segera teratasi.
·         Bagi Keluarga Agar dapat melaksanakan anjuran dan konseling yang telah diberikan demi keselamatan janin dan agar tidak terjadi komplikasi dan persalinan berjalan dengan normal.
·         Bagi seluruh mahasiswi Prodi Ners diharapkan dapat melakukan asuhan keperawatan pada ibu hamil dengan anemia









           


Tidak ada komentar:

Posting Komentar