ANEMIA PADA IBU
HAMIL
D
I
S
U
S
U
N
OLEH :
Yolanda Vega Widayana
Silaban (160204022)
DOSEN PENGAJAR :
Ns. Adventy R.B.G, S.Kep, M.Kep
PROGRAM STUDI NERS
FAKULTAS FARMASI
DAN ILMU KESEHATAN
UNIVERSITAS SARI
MUTIARA INDONESIA
T.A 2017/2018
DAFTAR ISI
KATA PENGANTAR
............................................................................................................i
DAFTAR ISI
.........................................................................................................................
ii
BAB I PENDAHULUAN
1.1
Latar Blakang..................................................................................................
1
1.2
Tujuan..............................................................................................................
1
BAB II TINJAUAN TEORITIS
2.1
Defenisi Anemia Ibu
Hamil dan Umum.......................................................... 2
2.2
Penyebab Keadaan
Anemia Pada Ibu Hamil................................................... 2
2.3
Penyebab Anemia
Pada Kehamilan.................................................................
3
2.4
Akibat Anemia Pada
Ibu
Hamil....................................................................... 3
2.5
Tanda-tanda Ibu
Hamil dengan Anemia.......................................................... 4
2.6
Klasifikasi Anemia
Pada Ibu Hamil................................................................
4
2.7
Bagan Diagnosis
Kehamilan...........................................................................
5
2.8
Pencegahan dan
Perawatan Ibu Hamil denagan Anemia................................ 5
2.9
Pedoman Menu Pada
Ibu Hamil......................................................................
7
2.10
Zat-zat Gizi
Penting Pada Ibu
Hamil............................................................... 8
BAB III PENUTUP
3.1 Kesimpulan.....................................................................................................
11
3.2 Saran...............................................................................................................
11
DAFTAR PUSTAKA
............................................................................................................
12
KATA PENGANTAR
Dengan mengucappuji dan syukur
kehadirat Tuhan Yang Maha Esa yang telah memberikan
kesehatan kenikmatan yang sangat besar. Di dalam kesempatan ini, kami akan
membahas tentang Anemia Pada Ibu Hamil
Dengan adanya
makalah yang kami susun ini semoga bisa menambah pengetahuan bagi kami dan
teman mahasiswa lainnya sehingga kita dapat memahami dan mengerti lebih dalam
tentang Anemia Pada Ibu Hamil. Saran dan kritik masih kami perlukan dalam menyepurnakan
makalah ini. Semoga makalah ini bermanfaat bagi kita semua.
Penulis
BAB
I
PENDAHULUAN
1.1 Latar Belakang
Anemia atau kurang darah sering
dikaitkan dengan kondisi lemah, letih, dan lesu akibat kurangnya kandungan zat
besi di dalam darah.Tak hanya pada orang dewasa, anak-anak bahkan balita pun
bisa terkena anemia. Indonesia jumlah penderita anemia yang berasal dari
kelompok anak usia sekolah (6–18 tahun) mencapai 65 juta jiwa. Bahkan, jika
digabung dengan penderita anemia usia balita,remaja putri,ibu hamil, wanita
usia subur, dan lansia, jumlah total mencapai 100 juta jiwa! ”Artinya, secara
kasar bisa dikatakan bahwa satu di antara dua penduduk Indonesia menderita
anemia.Dalam survei KRT juga terlihat angka kejadian anemia lebih tinggi pada
perempuan dibandingkan laki-laki.Jika anemia terjadi pada anak perempuan,
dampaknya tidak hanya bagi anak tersebut melainkan juga generasi selanjutnya.
Ini mengingat anak perempuan tersebut kelak akan mengandung dan melahirkan.
Anemia bisa disebabkan kondisi
tubuh memerlukan zat besi dalam jumlah tinggi, seperti saat hamil,menyusui,
masa pertumbuhan anak dan balita, serta masa puber. Atau ketika tubuh banyak
kehilangan darah seperti saat menstruasi dan pada penderita wasir dan cacing
tambang.Mereka yang menjalankan diet miskin zat besi atau pola makan yang
kurang baik juga rentan anemia.Sebab lainnya adalah terjadinya gangguan
penyerapan zat besi dalam tubuh.
Sebenarnya, anemia dapat dicegah dengan mudah.Namun karena
masyarakat terlalu menggampangkan, dan menganggap hal itu hanya lemah, letih,
dan lesu saja. Padahal, dampak dari anemia ini sangat fatal bahkan menyebabkan
kematian bagi ibu hamil
1.2 Tujuan
1.
mengetahui definisi anemia pada
ibu hamil secara jelas.
2.
mengetahui penyebab anemia pada
ibu hamil.
3.
mengetahui gejala anemia pada
ibu hamil.
4.
mengetahui dampak anemia pada
ibu hamil.
5.
mengetahui cara pencegahan
anemia pada ibu hamil.
BAB
II
TINJAUAN
TEORITIS
2.1 Defenisi Anemia Ibu Hamil dan Anemia yang Umum
Anemia pada ibu
hamil adalah berkurangnya kadar hemoglobin (Hb) dalam darah selama kehamilan
yang banyak dijumpai pada wanita sehat yang tidak mengalami defisiensi zat besi
atau folat.Hal ini disebabkan oleh ekspansi volume plasma yang lebih besar
daripada peningkatan masa hemoglobin dan volume sel darah merah yang terjadi
pada kehamilan normal.Hb adalah komponen
di dalam sel darah merah (eritrosit) yang berfungsi menyalurkan oksigen ke
seluruh tubuh. Jika Hb berkurang, jaringan tubuh kekuranganoksigen .
Anemia umum
adalah keadaan dimana masa eritrosit dan atau masa hemoglobin yang beredar
tidak memenuhi fungsinya untuk menyediakan oksigen bagi jaringan tubuh. Secara
laboratorium anemia dijabarkan sebagai penurunan kadar hemoglobin serta hitung
eritrosit dan hematocrit dibawah normal.
2.2
Penyebab Keadaan Anemia Pada Ibu Hamil
Penyebab anemia pada ibu hamil ada 3 yaitu :
·
defisiensi zat besi
·
defisiensi asam folat
·
talasemia minor
1. Anemia
Defisiensi Zat Besi
Bentuk
anemia ini bisa disebabkn oleh asupan zat besi dari makanan yang tidak memadai,
absorpsi yang jelek, hyperemesis, kehilangan darah haid yang banyak, kehamilan
yang sering dan berkali-kali.Kehilangan darah yang sedikit-sedikit tapi terus
menerus dapat menjadi penyebab anemia tersebut.
Anemia
defisiensi zat besi diobati dengan pemberian zat besi dan pengaturan diet. Jika
tidak terlihat respon yang cepat terhadap terapi zat besi atau bila kadar
hemoglobin kurang dari 8 gram (55%), transfuse dengan packed cell dapat
diberikan
2. Anemia
Defisiensi Asam Folat
Asam
folat diperlukan untuk pertumbuhan jaringan dan produksi sel-sel darah merah.
Kebutuhan wanita hamil akan asam folat mengalami peningkatan sebanyak lima kali
lipat daripada kebutuhan wanita yang tidak hamil. Diet yang kaya akan sayuran
hijau dan protein hewani biasanya sudah memadai untuk memenuhi kebutuhan yang
meningkat itu.
Sebagian
besar wanita hamil yang beresiko adalah para wanita yang memiliki riwayat
perdarahan anterpartum atau retardasi pertumbuhan pada bayinya, wanita-wanita
dengan kondisi sosioekonomi yang buruk, wanita dengan kehamilan kembar atau
multigravida dengan empat atau lebih kehamilan sebelumnya.
Penanganan
spesifik untuk anemia defisiensi folat adalah pemberian tablet asam folat
setiap hari yang dikombinasi dengan perbaikan diet jika diperlukan. Sebagian
dokter akan meresepkan asam folat setiap hari sebagai tindakan preventif bagi
semua pasiennya, sebagian lain hanya memberikan pada pasien yang beresiko saja.
3. Talasemia
Minor
Kelainan
ini merupakan efek bawaan yang terjadi pada orang-orang Mediterranean. Secara
spesifik, talasemia minor ditemukan pada 6% wanita yang lahir di Yunani dan 4%
wanita yang lahir di Italia. Pada keadaan ini terdapat sintesis hemoglobin yang
abnormal sehingga menurunkan jumlah sel darah merah dan menimbulkan hemolisis
dini.
Normalnya,
penyakit talasemia terjadi tanpa gejala, kecuali pada wanita dengan kadar
hemoglobin yang rendah. Selama kehamilan akan terjadi penurunan lebih lanjut
kadar hemoglobin dan wanita tersebut tidak mampu lagi menanggung tambahan
stress fisiologis, karena talasemia minor bukan anemia defisiensi zat besi,
keadaan ini tidak dapat diobati dengan pemberian zat besi. Asam folat diberikan
sebagai tindakan profilaksis untuk memastikan tidak adanya defisiensi asam
folat yang dapat mempersulit keadaan. Wanita hamil yang menderita talasemia
minor harus diamati dengan cermat selama periode antenatal sehingga infeksi
serta stress jasmani lainnya dapat dicegah. Transfuse darah akan menaikkan
hemoglobin tapi tindakan ini baru dilakukan kepada pasien kritis.
2.3 Penyebab Anemia Pada
Kehamilan
1. Kekurangan
zat besi
2. Kekurangan
vitamin B12 atau asam folat
3. Kerusakan
pada sumsum tulang belakang atau ginjal
4. Penghancuran
sel darah merah (anemia hemolitik)
5. Perdarahan
6. Genetik
2.4 Akibat Anemia Pada Ibu
Hamil
1. perdarahan
saat persalinan karena luka akibat persalinan sulit menutup
2. Meningkatkan
risiko persalinan premature
3. Berat
bayi rendah
4. Meninggal
saat persalinan
5. Gangguan
jantung, ginjal, dan otak
2.5 Tanda-Tanda Ibu Hamil
Dengan Anemia
a. Berat
badan tidak meningkat dengan baik (sesuai kurva peningkatan berat badan
berdasarkan tinggi badan ibu hamil)
b. Pusing,
lesu, mata berkunang-kunang
c. Pucat
di kulit, konjungtiva
d. Hb
kurang dari 11 gr/dl
2.6 Klasifikasi Anemia Pada
Ibu Hamil
1. Anemia
ringan, bila kadar Hb >10 mg%
2. Anemia
sedang, bila kadar Hb 5-8 mg%
3. Anemia
berat, bila kadar Hb < di bawah5 mg%
4. Normal
(tidak anemia), bila kadarHb 12-14 mg%
2.7 Bagan Diagnosis
Kehamilan
2.8 Pencegahan Dan
Perawatan Ibu Hamil Dengan Anemia
Kondisi anemia adalah suatu kondisi yang mudah
dikendalikan dan diperbaiki bila penyebabnya adalah kekurangan nutrisi atau
bahan baku pembentukan hemoglobin. Bila kondisi anemia yang terjadi pada ibu
adalah akibat perdarahan, penyakit darah atau kelainan tubuh lainnya, maka
kondisi anemia membutuhkan perhatian lebih lanjut dan advis dokter.
Berikut
ini ada beberapa tips hal yang dapat ibu lakukan untuk menghindari, mengurangi
dan menghadapi kondisi anemia.
1. Tentukan
Apakah ibu mengalami Kondisi Anemia atau tidak
a) Ibu
dapat mengetahuinya dengan cara memperhatikan petunjuk penting dalam dirinya.
Bila ibu merasa lebih cepat lelah, letih, lesu, tidak bergairah dan mudah
pusing atau pingsan, maka hal ini dapat menjadi tanda kondisi anemia. Untuk
memastikannya ibu dapat melakukan pemeriksaan sederhana berikut ini.
b) Berdirilah
di depan cermin dan tarik kelopak mata bagian bawah. Perhatikan tingkat warna
kemerahan kelopak mata tersebut. Bila pucat atau merah muda maka kemungkinan
anda mengalami anemia.
c) Bandingkan
telapak tangan ibu dengan telapak tangan suami atau orang lain yang dianggap
normal. Bila telapak tangan tampak lebih putih atau lebih pucat maka mungkin
anda sedang dalam kondisi anemia.
d) Julurkan
dan perhatikan warna lidah anda. Bila tepi lidah anda menjadi lebih pucat dari
warna permukaan dalam pipi maka kondisi anemia mungkin telah terjadi.
Untuk memastikan
kondisi anemia ini, ibu dapat memeriksakan darah untuk kadar hemoglobin,
hematokrit dan jumlah sel darah merah. Bila hemoglobin kurang dari 10gr% maka
sebaiknya ibu segera pergi ke dokter untuk memeriksakan diri.
2. Perbaikan diet/pola makan
Penyebab anemia
terbanyak pada ibu hamil adalah diet yang buruk. Perbaikan pola makan dan
kebiasaan makan yang sehat dan baik selama kehamilan akan membantu ibu untuk
mendapatkan asupan nutrisi yang cukup sehingga dapat mencegah dan mengurani
kondisi anemia.
3. Konsumsilah
bahan kaya protein, zat besi dan Asam folat
Bahan kaya protein
dapat diperoleh dari hewan maupun tanaman.Daging, hati, dan telur adalah sumber
protein yang baik bagi tubuh.Hati juga banyak mengandung zat besi, vitamin A
dan berbagai mineral lainnya.Kacang-kacangan, gandum/beras yang masih ada kulit
arinya, beras merah, dan sereal merupakan bahan tanaman yang kaya protein
nabati dan kandungan asam folat atau vitamin B lainnya. Sayuran hijau, bayam,
kangkung, jeruk dan berbagai buah-buahan kaya akan mineral baik zat besi maupun
zat lain yang dibutuhkan tubuh untuk membentuk sel darah merah dan hemoglobin.
4. Batasi
penggunaan antasida
Antasida atau obat maag
yang berfungsi menetralkan asam lambung ini umumnya mengandung mineral, atau
logam lain yang dapat menganggu penyerapan zat besi dalam tubuh. Oleh karena
itu batasi penggunaannya dan gunakan sesuai aturan pemakaian.
5. Ikuti saran dokter
Beberapa penyebab kondisi anemia adalah penyakit
serius tertentu.Oleh karena itu jangan meremehkan kondisi anemia yang anda
hadapi.Konsultasikan lebih lanjut kondisi yang anda hadapi dan ikutilah nasehat
dokter anda.
2.9 Pedoman Menu
Berikut ini pedoman
untuk menyusun menu bagi ibu hamil:
1. Makan
dua kali lebih dari biasanya, bukan hanya dalam jumlah porsi, namun lebih
ditekankan pada mutu zat-zat gizi yang terkandung dalam makanan yang
dikonsumsi.
2. Makanan
dapat diberikan 4 - 6 kali waktu makan sesuai dengan kemampuan ibu. Jangan
memaksa untuk menghabiskan makanan yang tersaji jika merasa mual, pusing, dan
ingin muntah.
3. Batasi
konsumsi makanan berlemak tinggi dan yang merangsang seperti cabe, makanan
bergas seperti nangka, nanas dan durian, serta yang beralkohol semacam tape.
4. Usahakan
mengkonsumsi makanan dalam komposisi seimbang, dengan susunan yang meliputi 2
piring nasi @ 250 g, 90 g daging atau ikan, sebutir telur, 60 g
kacang-kacangan, 3 porsi sayur @ 100 g, 2 porsi buah-buahan @ 100 g, segelas
susu atau yoghurt, atau seiris keju sebagai ganti serta 1 sdm minyak atau
lemak.
5. Berikan
minum 1/2 jam sehabis makan. Perbanyak minum air putih, sari buah seperti air
jeruk, air tomat, sari wortel, air rebusan kacang hijau sebagai pengganti
cairan yang keluar, karena ibu hamil lebih banyak berkeringat dan sering buang
air kecil karena kandung kemih yang terdesak oleh pertumbuhan janin. Penting
untuk menghindari minuman berkafein seperti kopi, coklat, dan soft drink
(minuman ringan) pemicu hipertensi.
6. Hindari
konsumsi bahan makanan olahan pabrik yang diberi pengawet dan pewarna yang
dimasukkan ke dalam bahan pangan, karena dapat membahayakan kesehatan dan
pertumbuhan janin, yang sering dihubungkan dengan cacat bawaaan dan kelainan bayi
saat lahir. Waspadai tulisan pada kemasan sepertiamaranth, potassium nitrit,
sodium nitrit, sodium nitrat, formalin, boraks, sianida, rodhamin B, dsb.
7. Hindari
makanan berkalori tinggi dan banyak mengandung gula serta lemak namun rendah
kandungan zat gizi, makanan siap saji, makanan kecil, coklat, karena akan
mengakibatkan mual dan muntah.
8. Bagi
ibu yang hamil muda, konsumsilah makanan dalam bentuk kering, porsi kecil dan
frekuensi sering, misalnya biskuit marie dan jenis-jenis biskuit yang lain,
karena biasanya mereka tidak berselera makan.
9. Hindari
konsumsi makanan laut dan daging yang pengolahannya tidak sempurna karena besar
risikonya tercemar kuman dan bakteri yang membahayakan. Untuk menghindarinya,
masaklah makanan sampai matang benar, dan cuci makanan untuk menjaga
kebersihan, terutama buah dan sayuran sampai bersih sebelum dikonsumsi.
10. Tetap
beraktivitas dan bergerak, misalnya dengan jalan santai di pagi hari.
2.10
Zat-zat
Gizi Penting
Zat-zat gizi yang perlu
mendapat perhatian dalam konsumsi ibu hamil adalah sebagai berikut:
1. Sumber
tenaga
digunakan untuk tumbuh
kembang janin dan proses perubahan biologis yang terjadi dalam tubuh yang
meliputi, pembentukan sel- sel baru, pemberian makanan dari ibu ke bayi melalui
plasenta, serta pembentukan enzim dan hormon penunjang pertumbuhan janin.
Kekurangan energi dalam asupan makanan yang dikonsumsi menyebabkan tidak
tercapainya penambahan berat badan ideal dari ibu hamil yaitu sekitar 11 - 14
kg. Kekurangan itu akan diambil dari persediaan protein yang dipecah menjadi
energi.
2. Protein
diperlukan sebagai
pembentuk jaringan baru janin. Kekurangan asupan protein dapat berpengaruh
terhadap pertumbuhan janin, keguguran, bayi lahir dengan berat badan kurang,
serta tidak optimalnya pertumbuhan jaringan tubuh dan jaringan pembentuk otak.
3. Vitamin
dibutuhkan untuk
memperlancar proses biologis yang berlangsung dalam tubuh ibu dan janin.
Misalnya, vitamin A diperlukan untuk pertumbuhan, vitamin B1 dan B2 sebagai
penghasil energi, vitamin B6 sebagai pengatur pemakaian protein tubuh, vitamin
B12 membantu kelancaran pembentukan sel-sel darah merah. Vitamin C membantu
penyerapan zat besi guna mencegah anemia, dan vitamin D untuk membantu
penyerapan kalsium.
4. Mineral,
antara lain
1. Kalsium
digunakan untuk
menunjang pembentukan tulang dan gigi serta persendian janin. Jika ibu hamil
kekurangan kalsium, maka kebutuhan kalsium akan diambilkan dari cadangan
kalsium pada tulang ibu. Ini akan mengakibatkan tulang keropos atau
osteoporosis. Untuk itu, si ibu perlu mengkonsumsi susu, telur, keju,
kacang-kacangan, atau tablet kalsium yang dapat diperoleh saat periksa ke
Puskesmas atau klinik.
2. Zat
besi
erat berkaitan dengan
anemia atau kekurangan sel darah merah sebagai adaptasi adanya perubahan
fisiologis selama kehamilan, yang disebabkan oleh :
·
Meningkatnya kebutuhan
zat besi untuk pertumbuhan janin.
·
Kurangnya asupan zat
besi pada makanan yang dikonsumsi sehari-hari.
·
Adanya kecenderungan
rendahnya cadangan zat besi pada wanita, sehingga tidak mampu menyuplai
kebutuhan zat besi dan mengembalikan persediaan darah yang hilang akibat
persalinan sebelumnya.
Wanita
hamil cenderung terkena anemia pada tiga bulan terakhir kehamilannya karena
pada masa ini, janin menimbun cadangan zat besi untuk dirinya sendiri sebagai
persediaan bulan pertama sesudah lahir.Penanganannya, pertama, menggunakan
terapi obat dengan memberikan tablet zat besi (ferosulfat) 30 - 60 mg per hari,
tergantung pada berat ringannya anemia. Kedua, terapi diet dengan meningkatkan
konsumsi bahan makanan tinggi besi seperti susu, daging, dan sayuran hijau.
BAB
III
PENUTUP
3.1 Kesimpulan
·
Kejadian anemia pada
ibu hamil harus selalu diwaspadai mengingat anemia dapat meningkatkan risiko
kematian ibu, angka prematuritas, BBLR dan angka kematian bayi.
·
Untuk mengenali
kejadian anemia pada kehamilan, seorang ibu harus mengetahui gejala anemia pada
ibu hamil, yaitu cepat lelah, sering pusing, mata berkunang-kunang,malaise,
lidah luka, nafsu makan turun (anoreksia), konsentrasi hilang, napas pendek
(pada anemia parah) dan keluhan mual muntah lebih hebat pada kehamilan muda.
3.2 Saran
·
diharapkan untuk lebih
sering mengunjungi mahasiswi di lapangan agar semua kesulitan dapat segera
teratasi.
·
Bagi Keluarga Agar
dapat melaksanakan anjuran dan konseling yang telah diberikan demi keselamatan
janin dan agar tidak terjadi komplikasi dan persalinan berjalan dengan normal.
·
Bagi seluruh mahasiswi
Prodi Ners diharapkan dapat melakukan asuhan keperawatan pada ibu hamil dengan
anemia
Tidak ada komentar:
Posting Komentar